Kalau Tiang Punya Perasaan
Bagaimana jadinya ya ketika tiang punya perasaan?
Mungkin dia akan berkata bahwa menjadi yang utama dan tumpuan tidak selalu tampak mengenakan.
Tersorot setiap mata, terjaga oleh semua orang, selalu dilantunkan doa-doa supaya tidak runtuh. Mungkin itu semua terlihat baik. Semua orang begitu ingin menjaga tiang dan membuatnya menjadi kokoh dan baik hingga tua.
Tapi kita sekarang sedang membayangkan bagaimana ketika tiang punya perasaan bukan?
Tentu rasanya tidak seperti kelihatannya.
Ia begitu kokoh, begitu kuat-sesuai dengan apa yang orang lain lihat dan berdasarkan anggapan mereka. Anggapan bahwa "tiang" adalah kuat, kokoh dan tidak tergoyahkan.
Kalau tiang adalah manusia, pasti ia akan menolak menjadi seperti tiang.
Karena tidak ada yang ingin menjadi tiang di dunia ini.
Ia sendirian, pikirannya penuh dengan bagaimana caranya agar semua orang melihat dirinya kuat. Ia lemah, tapi orang lain tidak mau tahu itu. Karena dia adalah tiang, sang penopang seluruh komponen.
Ia sendirian, mendengar ucapan baik orang-orang yang sejatinya bukan sebuah doa baik, tapi adalah sebuah anggapan mereka tentang bagaimana seharusnya tiang berlaku.
Ketika ia rusak, akan banyak orang yang berusaha untuk memperbaikinya. Akan ada banyak orang yang akan membeli semen dengan harga mahal hanya untuk menambal retak yang tercipta. Tetapi mereka lupa, bahwa seharusnya bukan retak yang ditutupi dengan semen mahal. Tapi beban yang seharusnya dikurangi.
Retak adalah sebuah pertanda, bahwa beban yang dipikul tiang begitu berat. Tapi sepertinya manusia lupa dengan hukum alam itu. Yang mereka perbaiki adalah apa yang rusak, tanpa mencari apa yang menyebabkan rusak itu ada.
Sesakit itu rasanya tiang. Walau retak, ia akan tetap bekerja sampai roboh lalu cemooh dari manusia pun datang. Dianggap tidak kuat menahan beban, dianggap sebagai perusak seluruh bangunan.
Padahal mereka hanya tidak tahu, atau entah sedang menutup telinga. Bahwa beban yang dibawanya sudah melebihi kapasitas kemampuannya.
Manusia memang egois. Tidak semua, tapi kebanyakan. - Ucap tiang ketika ia diberikan perasaan.
Komentar
Posting Komentar